kolom
Langganan

Naturalisasi Jangan Jadi Tradisi

by Ginanjar Saputra  - Espos.id Kolom  -  Rabu, 2 Oktober 2024 - 13:50 WIB

ESPOS.ID - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)

Kebijakan menaturalisasi pemain sepak bola kelahiran luar negeri ke tim nasional Indonesia memunculkan pro dan kontra dalam obrolan publik. Ya, meski mereka diklaim memiliki darah keturunan Indonesia, kontroversi terus mencuat seiring terus bertambahnya pemain naturalisasi yang masuk ke tim nasional Indonesia.

Sejak Shin Tae-yong melatih tim nasional Indonesia pada Januari 2020, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menaturalisasi 14 pemain. Angka tersebut lebih dari separuh skuad untuk jumlah maksimal pemain dalam suatu tim sepak bola di kebanyakan turnamen dan kompetisi resmi.

Advertisement

Seiring bertambahnya pemain naturalisasi ditambah tangan dingin pelatih asal Korea Selatan (Korsel) dalam meracik strategi, prestasi tim nasional Indonesia juga turut meningkat. Selama era kepelatihan Shin Tae-yong hingga September 2024, tim nasional Indonesia menaiki 44 tangga dalam sistem pemeringkatan FIFA, dari peringkat ke-173 menjadi peringkat ke-129.

Apa itu artinya pemain naturalisasi berpengaruh pada prestasi tim nasional Indonesia? Tentu! Kehadiran Shin Tae-yong dan sejumlah pemain naturalisasi cukup membantu mendongkrak prestasi tim nasional sepak bola Indonesia.

Advertisement

Apa itu artinya pemain naturalisasi berpengaruh pada prestasi tim nasional Indonesia? Tentu! Kehadiran Shin Tae-yong dan sejumlah pemain naturalisasi cukup membantu mendongkrak prestasi tim nasional sepak bola Indonesia.

Kehadiran mereka bukan hanya meningkatkan daya saing tim nasional Indonesia di level internasional, tetapi juga memberi contoh nyata tentang profesionalisme dan dedikasi dalam sepak bola.

Pelatih Shin Tae-yong juga berperan penting dalam proses ini dengan merekomendasikan pemain-pemain berkualitas yang memiliki darah keturunan Indonesia.

Advertisement

PSSI sebaiknya berhati-hati agar tidak menjadikan naturalisasi sebagai solusi permanen. Di mana para pemain lokal? Seperti pada dua pertandingan terakhir babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, melawan Arab Saudi dan Australia, hanya dua pemain non-naturalisasi yang menjadi starter.

Meski menaturalisasi pemain memberikan kontribusi positif, menjadikan ini sebagai tradisi dapat mengancam pengembangan pemain lokal. Ketergantungan pada pemain asing berpotensi mengabaikan bakat-bakat muda di dalam negeri.

Sejarah menunjukkan banyak negara yang berhasil di sepak bola berlandaskan pada pengembangan pemain lokal yang kuat. Oleh karena itu, penting menciptakan sistem pembinaan yang lebih baik bagi pemain muda agar mereka dapat bersaing di tingkat internasional tanpa harus mengandalkan naturalisasi.

Advertisement

Pemain naturalisasi dan pelatih asing seperti Shin Tae-yong seharusnya jangan hanya dijadikan alat untuk meningkatkan prestasi tim semata, tetapi juga sebagai sumber ilmu dan berbagi pengalaman bagi pemain lokal.

Mereka dapat berperan sebagai mentor bagi generasi muda, mentransfer pengetahuan tentang taktik, teknik, dan etika kerja yang diperlukan untuk sukses di level tinggi. Dengan cara ini, proses naturalisasi bisa menjadi jembatan untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional secara keseluruhan.

Selain itu, kehadiran banyak pemain naturalisasi jangan sampai menghancurkan metal dan motivasi pemain lokal. Para pemain lokal seharusnya terpacu untuk semakin berkembang demi meraih cita-cita mengharumkan nama bangsa.

Advertisement

Kelak, semoga banyak anak bangsa, yang memang sejak lahir menginjakkan kaki di bumi Indonesia juga mampu mengangkat prestasi tim nasional Indonesia lebih tinggi lagi.

Dengan memperkuat fondasi pembinaan pemain muda dan memanfaatkan pengalaman pemain naturalisasi serta pelatih asing, bangsa ini dapat membangun tim nasional yang bukan hanya kompetitif, namun juga mencerminkan keberagaman serta potensi sepak bola Indonesia. Kita dukung program naturalisasi pemain, namun jangan mejadikan sebagai tradisi!

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 30 September 2024. Penulis adalah Manajer Konten Solopos Media Group)

Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif