kolom
Langganan

Kaum Muda

by Damar Sri Prakoso  - Espos.id Kolom  -  Rabu, 2 Oktober 2024 - 19:40 WIB

ESPOS.ID - Damar Sri Prakoso (Istimewa/Solopos)

Anggota DPR periode 2024–2029 dijadwalkan dilantik pada 1 Oktober 2024. Artis Verrell Bramasta, 28, menjadi artis termuda yang lolos ke Senayan.

Hillary Brigitta Lasut yang pada periode 2019-2024 terpilih sebagai anggota DPR pada usia 23 tahun, kali ini akan kembali dilantik. Hillary maju dengan kendaraan Partai Demokrat dari daerah pemilihan Sulawesi Utara.

Advertisement

Di tingkat provinsi hingga daerah juga banyak anak muda yang lolos ke kursi legislatif periode 2024-2029. Mahasiswa Departemen Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya, Bima Rafsanjani Rafid, terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Timur periode 2024-2029.

Usianya baru 21 tahun. Dia ikut kontestasi dalam Pemilihan Umum 2024 melalui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Di DKI Jakarta, Alif Bintang terpilih menjadi anggota DPRD pada usia 23 tahun.

Advertisement

Usianya baru 21 tahun. Dia ikut kontestasi dalam Pemilihan Umum 2024 melalui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Di DKI Jakarta, Alif Bintang terpilih menjadi anggota DPRD pada usia 23 tahun.

Wakil rakyat termuda lainnya adalah Muh. Rizqi Iskandar Muda. Lelaki berusia 22 tahun itu terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Tengah. Ia mahasiswa semester V Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Di Kota Solo, anak muda berusia 23 tahun bernama Kevin Candra Sadewa terpilih menjadi anggota DPRD Kota Solo 2024-2029. Dia maju dari Partai Gerindra. Alumnus SMAN 5 Solo itu adalah salah figur muda yang berhasil lolos ke parlemen.

Advertisement

Hal ini bisa menjadi asa bagi Indonesia saat mengalami bonus demografi pada 2030-2040. Pada periode ini, kondisi masyarakat Indonesia mayoritas berusia produktif (15 tahun hingga 64 tahun) dibandingkan dengan usia nonproduktif.

Saat periode bonus demografi itu berlangsung, anak-anak muda yang saat ini tampil di eksekutif, legislatif, dan sektor lain bakal kian matang setelah ditempa dinamika, tantangan, dan perubahan zaman.

Keberhasilan mereka memimpin tentu berdampak baik pula bagi anak-anak muda generasi selanjutnya. Mereka bakal makin optimistis turut ambil bagian dan berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.

Advertisement

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan 64% dari total penduduk yang diproyeksikan sebanyak 297 juta adalah usia produktif. Pemuda adalah bagian penduduk usia produktif itu dan menjadi tulang punggung bangsa.

Kaum muda sebagai penduduk mayoritas pada era bonus demografi jangan sampai hanya menjadi angin lalu. Kaum muda harus bisa menjadi kunci. Dengan potensi yang lebih unggul daripada generasi sebelumnya, kaum muda dapat menguasai roda pembangunan, khususnya di bidang ekonomi.

Harapannya mereka bisa membawa bangsa Indonesia menuju pembangunan yang lebih maju dan dinamis. Dalam acara Unlocking Potential–Conversations with Tanoto Foundation (31 Agustus 2021), CEO Dewan Pemuda Nasionalsebuah badan otonom yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan Komunitas dan Pemuda Singapura, David Chua, mengatakan ada tiga karakter yang sebaiknya dimiliki pemimpin muda di dunia.

Advertisement

David Chua menyebut sebagai ABC: agile (gesit), blended (terpadu), dan collaborative (kolaboratif). Agile (gesit) bukan hanya terbatas soal fisik, tapi juga dalam proses dan penyesuaian konteks. Ini berarti pemimpin muda harus cepat beradaptasi, terutama dalam merespons perubahan situasi.

Blended (terpadu) merujuk pada realitas saat ini terdapat banyak masalah yang membutuhkan pendekatan multidisipliner. Spesialisasi, yang telah menjadi tren terkini di dunia pendidikan, harus memberikan sedikit ruang untuk perspektif yang lebih umum atau generalist karena pemimpin harus mengetahui berbagai hal agar memiliki pandangan holistik.

Collaborative (kolaboratif) terkait dengan perpaduan. Dengan meningkatnya kebutuhan bekerja dengan orang dari latar belakang dan spesialisasi berbeda diperlukan kolaborasi dengan berbagai institusi dari berbagai sektor.

Karakter ABC itu bisa diadopsi oleh kaum muda yang saat ini tengah menemukan panggung di berbagai sektor maupun bagi anak-anak muda generasi kemudian yang ingin mengikuti jejak mereka.

Era bonus demografi sudah di depan mata, diawali tahun 2030 mendatang. Suka tidak suka, pada akhirnya anak-anak mudalah yang akan tampil dan mengambil alih kepemimpinan maupun roda organisasi.

Tinggal bagaimana kaum muda menjadikan periode bonus demografi itu benar-benar sebagai momentum yang bermanfaat bagi bangsa. Bagaimana kaum muda mempersiapkan diri dari sekarang agar menjadi sosok yang lebih berkualitas, produktif, dan berpartisipasi penuh dalam proses akselerasi ekonomi.

Bukan generasi mletre yang bangga dengan drama dan problem. Bukan pula generasi yang hanya punya mimpi besar tapi ogah berikhtiar.

Jadilah kaum muda yang tangguh dan mampu mengambil setiap kesempatan yang sama dengan generasi-generasi yang lebih tua dalam sektor pendidikan, ekonomi, politik, dan sebagainya.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 1 Oktober 2024. Penulis adalah Manajer Program Solopos Media Group)

Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif