Esposin, SOLO – Pemerintah Kota Solo kini memiliki sekolah khusus olahraga (SKO) jenjang SMP. Peresmian oleh Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa pada Jumat (25/11/2023). Sekolah yang menampung bibit atlet sejumlah bidang olahraga ini perlu diapresiasi.
Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir, Kota Solo telah memiliki sekolah khusus itu, namun hanya berbentuk kelas khusus olahraga (KKO). KKO ini di bawah kewenangan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Tujuan penyelenggaraan KKO hingga menjadi SKO adalah mencari bibit-bibit muda di bidang olahraga yang mumpuni dan bisa menorehkan prestasi gemilang bagi atlet itu sendiri dan negara.
SKO jenjang SMP di Kota Solo yang menggunakan lahan bekas SMPN 3 Solo di depan Pura Mangkunegaran adalah bukti Pemerintah Kota Solo serius mendidik anak-anak bertalenta olahraga menjadi atlet yang bisa memberikan prestasi di kancah daerah, regional, nasional, hingga internasional.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa saat peresmian SKO SMP mengatakan peresmian SKO untuk memberi ruang siswa menyalurkan minat dan bakat di bidang olahraga guna mencetak prestasi.
Inisiatif itu butuh gayung bersambut dengan banyak pemangku kepentingan, terutama dukungan bagi lulusan SKO jenjang SMP ini. Untuk melanjutkan ke jenjang SMA, Pemerintah Kota Solo tidak memiliki kewenangan mendukung anak-anak itu menjalani pedidikan linier di jenjang SMA.
Penyebabnya SMA/SMK di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Di Kota Solo hanya tersedia KKO di SMAN 4 Solo. Itu pun hanya untuk beberapa bidang olahraga. Tidak semua cabang olahraga di jenjang SKO SMP punya jenjang linier yang lebih tinggi di SMA di Kota Solo.
Lulusan SKO SMP di Kota Solo tidak serta-merta bisa meneruskan ke jenjang SMA. Perlu kerja sama Pemerintah Kota Solo dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyalurkan alumni SKO SMP ke jenjang yang lebih tinggi.
Sia-sia ketika anak-anak lulusan SKO SMP tidak tersalurkan ke jenjang berikutnya yang linier. Justru anak-anak itu akan tersebar di sejumlah sekolah yang tidak punya fokus di bidang olahraga.
Akibatnya pembinaan olahraga sejak dini muspra, bahkan tidak bisa memberikan kontribusi prestasi olahraga. Seharusnya pemerintah provinsi segera memikirkan masa depan para alumni SKO SMP itu untuk jenjang pendidikan berikutnya, minimal ada SKO di jenjang SMA/SMK.
Jangan sampai alumni SKO/KKO SMP hilang begitu saja karena ketiadaan jenjang pendidikan lebih tinggi yang linier. Banyak cerita dari alumni KKO saat ini.
Ada cerita siswa KKO terpaksa tersebar di jenjang berikutnya bukan di sekolah khusus olahraga melainkan ke jenjang SMA/SMK negeri maupun swasta.
Saya melihat sendiri lulusan KKO SMP (dahulu di salah satu kelas di SMPN 1 Solo) tidak bisa mengembangkan prestasi yang diraih saat di KKO SMP karena tidak ada jenjang pendidikan berikutnya yang fokus pada olahraga.
Alumnus itu salah seorang dari sekian siswa yang terdampak pandemi Covid-19. Saat itu mereka tidak bisa latihan rutin, tidak ada kejuaraan yang bisa diikuti, mereka harus belajar di rumah.
Latihan rutin terkendala, pembelajaran tatap muka tidak ada, hingga minim prestasi yang diraih. Ini masih ditambah tidak ada jenjang KKO di SMA swasta di Kota Solo. Ini gambaran riil ketidaksinambungan kebijakan meningkatkan prestasi olahraga.
Siswa KKO SMP terbentur belum siapnya atau belum tersedianya sarana dan prasarana di jenjang pendidikan lebih tinggi. Mestinya mulai sekarang segera dipikirkan sekolah berkelanjutan dan berkesinambungan hingga menghasilkan output atau luaran yang memberikan kebanggaan berupa prestasi atlet-atlet muda di Kota Solo.
(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 27 November 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)