Esposin, SOLO – Emas akan tetap menjadi emas meskipun berada di dalam lumpur. Pepatah bijak ini mengingatkan saya bahwa nilai sejati tidak akan terpengaruh oleh keadaan di sekitarnya.
Sama seperti emas yang berkilauan, bahkan ketika terkubur dalam lumpur, kualitas diri dan karakter kita akan tetap bersinar meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan dan kesulitan.
Promosi Beri Kontribusi Nyata, BRI Peduli Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Bagaimana jika konteks tersebut dibawa lebih jauh ke dalam dunia pendidikan? Seperti emas yang berkilau di tengah lumpur, ilmu dan pengetahuan dapat ditemukan di tempat-tempat yang tidak terduga.
Apakah tempat kita mencari ilmu menentukan akan jadi apa diri kita pada masa depan? Banyak pendapat pro dan kontra dalam menyikapi pertanyaan tersebut. Di satu sisi, terdapat pendapat bahwa tempat mencari ilmu dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap masa depan diri.
Institusi pendidikan yang berkualitas dengan reputasi baik dan sumber daya yang melimpah, seperti laboratorium, perpustakaan, dan dosen berpengalaman, dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih optimal.
Hal ini dapat membantu individu mengembangkan potensi diri secara maksimal dan meningkatkan peluang mereka untuk meraih kesuksesan dpada masa depan. Di sisi lain, tempat mencari ilmu bukan satu-satunya penentu masa depan diri.
Banyak individu yang berhasil dalam hidup tanpa menempuh pendidikan di institusi ternama. Kegigihan, kerja keras, dan tekad untuk belajar dan berkembang merupakan faktor yang jauh lebih penting daripada tempat mereka mencari ilmu.
Banyak orang yang sukses belajar secara mandiri, melalui pengalaman, atau dengan mengikuti pelatihan dan seminar. Pernah suatu hari ketika saya merasa jenuh akan proses pendidikan yang sedang saya jalani, saya menemui guru saya untuk sekadar mengobrol.
Kala itu saya menyampaikan bahwa saya takut gagal, saya takut tidak menjadi apa-apa pada masa depan, saya khawatir hal yang sedang saya tempuh saat itu tidak akan menghasilkan output yang maksimal.
Kemudian dia memberikan nasehat kepada saya Di manapun berada, kalau punya bekal pengalaman, kemampuan, dan keterampilan yang baik pasti akan berhasil. Jangan pernah meremehkan tempat asal, tetaplah fokus dengan rencana-rencana ke depan.
Nasihat itu bagaikan cahaya yang menerangi keraguan saya. Jujur kala itu sangat sulit bagi saya untuk yakin dan percaya bahwa pilihan yang saya ambil dan pendidikan yang saya jalani akan memberikan dampak positif bagi diri saya.
Mindset saya terus berpikir bahwa saya tidak akan bisa berkembang di tempat saya menempuh pendidikan saat ini. Saya paham betul mindset tersebut keliru dan justru akan menjadi titik balik yang buruk bagi diri saya untuk tidak mengembangkan diri.
Meskipun saya merasa berada di tempat yang tidak ideal, saya tidak akan membiarkan hal tersebut menjadi alasan untuk tidak berkembang. Justru saya menjadikan keterbatasan itu sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras dan mencari peluang yang tersedia.
Saya selalu mengingat bahwa pengalaman dan keterampilan yang nanti saya peroleh di tempat ini, sekecil apa pun itu, akan menjadi bekal berharga bagi masa depan saya. Seperti perempuan Indonesia yang saya kagumi terkait bagaimana proses hingga meraih kesuksesann, yaitu Susi Pudjiastuti.
Dia mantan Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha, pemilik, dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan, dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
Motivasi
Apakah dia sosok yang memotivasi? Jawabannya iya. Dia menjadi salah satu sosok yang mengingatkan saya untuk tidak menyerah atau berhenti meraih tujuan serta cita-cita saya. Dia adalah perempuan dengan latar belakang pendidikan yang tidak tuntas.Dia hanya mengenyam pendidikan sampai dengan sekolah menengah atas (SMA) dan berhenti ketika kelas II SMA. Setelah berhenti sekolah, dia memilih bekerja keras dengan memanfaatkan apa pun yang ia miliki hingga pada akhirnya meraih kesuksesan.
Dapat dilihat, banyak hal yang dapat dimaknai dan diterapkan melalui pengalaman hidup Susi Pudjiastuti yang kini menjadi pengusaha sukses tanpa gelar sarjana. Hal itu berarti bahwa kesuksesan tidak selalu ditentukan oleh tingginya jenjang pendidikan.
Kegigihan, kerja keras, dan tekad yang kuat merupakan modal utama untuk meraih mimpi. Sosoknya menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk mencapai kesuksesan.
Maka dari itu, bagi Anda yang merasa saat ini berada di tempat yang tidak sesuai, jangan biarkan pemikiran tersebut menjadi penghalang bagi Anda untuk terus berkembang. Percayalah bahwa setiap langkah kecil yang Anda ambil, meskipun terasa kecil, mengantarkan Anda semakin dekat dengan tujuan Anda.
Jangan bandingkan diri Anda dengan orang lain. Fokuslah pada perjalanan dan pencapaian Anda sendiri. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Terimalah kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Pada akhirnya, kesuksesan adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Proses yang dilalui penuh dengan liku-liku dan pembelajaran berharga. Nikmati setiap langkah, pelajari dari setiap kegagalan, dan teruslah melangkah maju dengan penuh keyakinan.
Ingatlah bahwa kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga tentang pertumbuhan dan perkembangan diri. Kesuksesan sejati bukan tentang menjadi yang terbaik di antara orang lain, melainkan tentang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Beranikan diri untuk bersinar dan tunjukkan bahwa emas kesuksesan dapat ditemukan di mana pun, bahkan di tengah lumpur kehidupan.
(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 3 September 2024. Penulis adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret)