Esposin, SOLO - Pemerintah menginisiasi program percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) melalui Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2023.
Salah satu kebijakan dalam program ini adalah pemberian subsidi untuk konversi sepeda motor listrik yang diharapkan dapat mendorong masyarakat luas untuk segera mengadopsi teknologi ramah lingkungan ini. Konversi motor listrik merupakan proses penggantian mesin internal combustion engine (ICE) dengan kit konversi yang meliputi motor brushless direct current (BLDC), electronic controller unit (ECU), dan baterai.
Promosi Berlimpah Hadiah, BRImo FSTVL Hadir Lagi untuk Pengguna Setia Super Apps BRImo
Upaya konversi sepeda motor listrik memiliki potensi besar dalam mengurangi polusi udara, mengingat jumlah sepeda motor konvensional yang beroperasi di Indonesia sangatlah besar. Jika setiap motor yang menggunakan mesin ICE beralih ke motor listrik, maka dampak yang dihasilkan terhadap penurunan emisi karbon akan sangat signifikan. Dalam konteks ini, keterlibatan institusi pendidikan, khususnya sekolah vokasi seperti SMK, menjadi krusial untuk mendorong percepatan adopsi teknologi kendaraan listrik.
Salah satu contoh nyata dari inisiatif ini adalah kolaborasi antara Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT UNS) yang terdiri dari Grup Riset Rekayasa Industri & Tekno-Ekonomi, Grup Riset Kendaraan Listrik & Energi Berkelanjutan, dan Grup Riset Kecerdasan Buatan dengan SMK Muhammadiyah 1 Surakarta melalui program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M).
Program ini tidak hanya bertujuan untuk melakukan konversi sepeda motor berbasis listrik, tetapi juga memberikan pelatihan dan keterampilan praktis kepada para siswa SMK terkait teknologi kendaraan listrik. Dengan membekali siswa sekolah vokasi, seperti SMK Muhammadiyah 1 Surakarta, kemampuan konversi motor listrik, Indonesia sedang menyiapkan generasi penerus yang mampu menguasai dan mengembangkan teknologi kendaraan listrik.
Peran Sekolah Vokasi sebagai Pionir Teknologi Hijau
Adopsi teknologi baru selalu menghadapi tantangan, mulai dari kurangnya pemahaman masyarakat hingga kebutuhan akan tenaga kerja yang terlatih. Dalam hal ini, SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dapat menjadi contoh memosisikan diri dalam mendukung pengembangan teknologi hijau di bidang otomotif. Keterlibatan para siswa dalam proyek konversi sepeda motor listrik merupakan langkah signifikan untuk memperkuat keterampilan mereka di bidang yang berkembang pesat ini.Program ini melibatkan konversi tiga unit sepeda motor yang telah didaftarkan sebagai penerima subsidi pemerintah sebesar Rp10 juta per unit. Ketiga sepeda motor tersebut yakni Honda Beat 110 FI, Yamaha Mio Soul, dan Yamaha Mio Karbu, telah berhasil dikonversi menjadi sepeda motor listrik dengan bantuan dari pihak bengkel konversi, PT Ekolektrik Konversi Mandiri. Pelibatan industri konversi dalam proyek ini sangat penting untuk memberikan siswa akses langsung terhadap praktik terbaik dalam konversi sepeda motor listrik.
Keterlibatan bengkel konversi tidak hanya membantu dalam aspek teknis, tetapi juga membuka peluang bagi para siswa untuk terjun langsung dalam industri yang kini sedang berkembang. Dalam beberapa tahun mendatang, diharapkan akan semakin banyak bengkel konversi dan tenaga ahli yang terampil dalam teknologi kendaraan listrik. Hal ini tentu akan meningkatkan potensi pasar konversi sepeda motor listrik di Indonesia dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di sektor ini.
Masa Depan Kendaraan Listrik di Indonesia
Keberhasilan program kolaborasi antara P2M FT UNS dan SMK ini dapat digunakan untuk mendorong masa depan kendaraan listrik di Indonesia. Program ini juga memberikan sinyal kuat bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah dapat menghasilkan solusi nyata dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim. Diharapkan, program konversi ini akan terus berkembang dengan melibatkan lebih banyak pihak, baik dari kalangan akademisi, industri otomotif, maupun masyarakat umum.Fakultas Teknik UNS pun berkomitmen terus mengembangkan program-program yang mendukung pengabdian masyarakat yang dapat mendorong perluasan program konversi, pengembangan riset, serta penciptaan inovasi-inovasi baru di bidang kendaraan listrik perlu terus dilakukan agar Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam revolusi kendaraan ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai langkah lanjut, kolaborasi antara P2M FT UNS dan SMK dapat direplikasi untuk membantu percepatan adopsi teknologi kendaraan listrik, dan juga mewujudkan masa depan yang lebih hijau melalui pendidikan dan inovasi. Dengan terus mengedepankan program-program konversi dan pelatihan teknis, Indonesia dapat bergerak lebih cepat menuju era kendaraan listrik, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi generasi muda.
Artikel ini ditulis Prof. Dr, Ir. Wahyudi Sutopo, S.T., M.Si., IPU, Ketua Grup Riset Rekayasa Industri dan Teknologi Ekonomi (GR-RITE).