Esposin, SOLO – Belakangan ini makin sering muncul berita tentang sekolah dasar negeri yang hanya mendapatkan satu atau dua siswa dalam penerimaan peserta didik baru atau PPDB tahun ajaran 2024/2025. Tentu ini sangat menyedihkan karena sekolah-sekolah ini dinilai masyarakat tidak prospektif sebagai tempat menyekolahkan anak-anak mereka.
Pemerintah tak boleh tinggal diam atas hal ini karena semuanya saling terkait. Menyekolahkan anak adalah hal penting bagi orang tua. Banyak di antara mereka yang mencari sekolah bonafide agar anak mendapatkan pendidikan unggul.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Tentu semua paham pendidikan maju berbarengan dengan biaya sekolah yang tinggi. Inilah yang bagi sebagian orang tua siswa menjadi kendala tersendiri dan sulit dipenuhi. Sekolah dasar menjadi jenjang pendidikan yang sangat diperhatikan semua orang.
”Perebutan” calon siswa menjadi hal biasa menghadapi tahun ajaran baru. Sekolah-sekolah favorit pasti bakal banjir peminat. Tak hanya sekolah negeri yang dianggap favorit, sekolah swasta favorit juga kebanjiran pendaftar.
Terlebih di sekolah swasta, orang tua siswa tak perlu ribet masalah zonasi dan afirmasi, cukup mendaftar dan menyiapkan uang untuk membayar biaya masuk. Lantas bagaimana dengan sekolah negeri atau swasta yang dianggap masyarakat tidak favorit?
Inilah yang wajib menjadi perhatian bersama karena mereka inilah yang paling merana karena tak mendaptkan siswa. Jika sekolah negeri ada penggabungan, maka sekolah swasta biasanya solusinya adalah ditutup. Kejam? Ya, seperti itulah kondisinya dan itu bisa terjadi setiap tahun ajaran baru.
Sekolah yang hanya mendapatkan satu atau dua murid baru butuh peningkatan jumlah pendaftar dan membuat sekolah lebih menarik. Meningkatkan kualitas pengajaran dengan memastikan guru-guru memiliki kualifikasi yang baik dan terus mengembangkan keterampilan sangat penting.
Sekolah juga perlu mengimplementasikan metode pengajaran yang inovatif dan menarik. Tingkatkan pula fasilitas sekolah dengan memperbaiki fasilitas fisik seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan area bermain. Jangan lupakan pula fasilitas teknologi yang mendukung pembelajaran digital.
Berikutnya promosi dan marketing dengan menggunakan media sosial untuk mempromosikan sekolah, menampilkan kegiatan dan prestasi siswa. Tak ada salahnya membuat acara terbuka (open house) agar calon siswa dan orang tua bisa melihat langsung lingkungan sekolah.
Tak kalah pernting juga kerja sama dengan media lokal untuk mendapatkan liputan tentang kegiatan sekolah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah program ekstrakurikuler sekolah. Tawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menarik seperti olahraga, seni, musik, dan klub sains.
Buat pula program-program yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa. Ada pula pendekatan personal, khususnya calon orang tua siswa. Hubungi orang tua calon siswa secara langsung untuk memperkenalkan sekolah. Buatlah program kelas percobaan gratis bagi calon siswa.
Selanjutnya adalah kerja sama dengan komunitas lokal untuk mendukung kegiatan sekolah. Libatkan komunitas dalam acara-acara sekolah untuk meningkatkan pengenalan terhadap sekolah. Sedangka urusan internal adalah evaluasi kurikulum.
Sesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman, seperti menambahkan pelajaran tentang teknologi, bahasa asing, atau keterampilan hidup. Pastikan kurikulum mencakup pengembangan karakter dan nilai-nilai moral.
Jika sekolah ditopang bidang finansial mumpuni, tak ada salahnya memberikan beasiswa dan bantuan finansial. Sediakan beasiswa untuk siswa berprestasi atau yang kurang mampu. Sekolah bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyediakan dana bantuan bagi siswa.
Tak kalah penting adalah meningkatkan keterlibatan orang tua dengan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk mendiskusikan perkembangan anak mereka. Libatkan orang tua dalam kegiatan sekolah sehingga mereka merasa menjadi bagian komunitas sekolah.
Usaha terakhir ini jadi opsi tambahan bagi sekolah agar sekolah lebih dikenal, yakni testimoni alumni. Gunakan testimoni dari siswa dan orang tua yang puas dengan sekolah.
Libatkan alumni yang sukses untuk berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah dan dampaknya pada karier mereka. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sekolah dapat menarik lebih banyak siswa dan terus berkembang.
(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 25 Juli 2024. Penulis adalah Manajer Senior Solopos Media Group)