Esposin, SOLO – Artificial intelligence (AI) adalah tantangan besar di dunia pendidikan. Kemajuan AI yang pesat telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita mengakses informasi, belajar, dan mengajar.
Di satu sisi, AI dapat memberikan manfaat besar dengan memersonalisasi pengalaman belajar, memberikan akses ke sumber daya pendidikan berkualitas tinggi, dan membantu dalam analisis data pendidikan.
Promosi Beri Kontribusi Nyata, BRI Peduli Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Di sisi lain, AI juga menimbulkan tantangan yang perlu diatasi oleh institusi pendidikan, guru, dan pembuat kebijakan. Pertama, tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi canggih seperti AI.
Hal ini dapat memperlebar kesenjangan pendidikan antara siswa yang memiliki akses dan yang tidak. Kedua, AI dapat mengolah informasi dengan cepat dan akurat, tetapi sering kali kekurangan pemahaman yang mendalam tentang konteks budaya, emosional, dan etis yang penting dalam pendidikan.
Ketiga, kurikulum pendidikan perlu terus diperbarui untuk mengintegrasikan keterampilan yang relevan dengan era AI, seperti pemrograman, pemikiran kritis, dan etika teknologi.
Meskipun AI dapat membantu dalam proses pembelajaran, ada kekhawatiran bahwa AI dapat menggantikan peran guru manusia. Guru bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter, memberikan bimbingan moral, dan interaksi sosial yang tidak bisa digantikan oleh mesin.
Guru harus lebih pintar beradaptasi pada era AI dengan cara mempelajari teknologi tersebut dan memanfaatkannya dalam pembelajaran.
Kemajuan teknologi bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi untuk membantu guru menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Kualitas guru menjadi kunci. Bagaimanapun juga, guru adalah aspek utama untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai positif kepada para siswa.
Oleh karena itu, kualitas guru secara langsung dapat memengaruhi kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Guru yang berkualitas juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan mencapai potensi maksimal mereka.
Selain itu, guru yang berkualitas juga bisa memahami gaya belajar siswa yang beragam dan mengadaptasi metode pengajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Hal ini dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dan membantu siswa untuk memahami materi dengan lebih baik sehingga dapat tercipta generasi yang berdaya saing global.
Di samping itu, kualitas guru juga memiliki dampak jangka panjang pada sistem pendidikan secara nasional. Guru yang berkualitas dapat membantu meningkatkan reputasi serta standar pendidikan di suatu negara.
Hal ini dapat menjadi daya tarik suatu negara untuk investasi dan pengembangan lebih lanjut pada masa depan. Dalam menghadapi era AI, penting bagi sistem pendidikan untuk berfokus pada pengembangan keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh teknologi, seperti kreativitas, pemikiran kritis, empati, dan kemampuan berkolaborasi.
AI mungkin dapat memberikan jawaban cepat dan menganalisis data dengan akurat, tetapi pemecahan masalah kompleks yang melibatkan pemahaman manusia yang mendalam tetap menjadi domain manusia.
Oleh karena itu, pendidikan harus mengarahkan siswa untuk mengembangkan keterampilan ini sehingga mereka dapat bekerja bersama AI sebagai mitra, bukan sebagai pesaing.
Sistem pendidikan juga perlu menanamkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial dalam penggunaan teknologi AI. Penggunaan AI yang tidak etis dapat menimbulkan masalah, seperti diskriminasi algoritmik, pelanggaran privasi, dan penyebaran informasi yang salah.
Penting bagi siswa dibekali pemahaman yang kuat tentang menggunakan AI dengan cara yang bertanggung jawab dan etis sehingga mereka dapat menjadi pengguna teknologi yang bijak pada masa depan.
Kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri teknologi perlu diperkuat untuk menciptakan sinergi yang bermanfaat. Institusi pendidikan harus bekerja sama dengan perusahaan teknologi mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan.
Dengan demikian, siswa mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang terus berkembang, sementara industri mendapatkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan era digital.
Pendidikan bukan hanya tentang mempersiapkan siswa untuk bekerja pada masa depan, tetapi juga tentang membentuk individu yang memiliki pemahaman tentang dunia dan peran mereka di dalamnya.
Pendidikan harus membantu siswa mengembangkan identitas, nilai-nilai, dan tujuan hidup yang bermakna. AI dapat menjadi alat berharga dalam proses ini, tetapi peran guru membimbing dan mendukung siswa melalui perjalanan pribadi tetap tidak tergantikan.
Investasi dalam pengembangan profesionalitas guru harus menjadi prioritas utama. Guru perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan pedagogi terbaru agar tetap relevan dan efektif dalam mengajar.
Program pelatihan yang berkelanjutan serta akses ke sumber daya dan teknologi yang mendukung, sangat penting untuk memastikan guru dapat memenuhi kebutuhan siswa pada era AI.
Guru yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan akan mendorong sistem pendidikan lebih mampu memanfaatkan potensi AI secara maksimal sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dasar pendidikan.
(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 13 Agustus 2024. Penulis adalah Manajer Video Solopos Media Group)