Keberadaan geng-geng remaja ini tentu sangat mengkhawatirkan. Mereka kerap kali menjadi aktor kasus tawuran. Jamak tawuran bermula dari konflik antarkelompok remaja atau antargeng remaja tersebut.
Promosi Jaga Lingkungan Event MotoGP Mandalika, BRI Peduli Berhasil Kelola 22 Ton Sampah
Pendataan oleh aparat kepolisian untuk mengetahui siapa saja motor geng-geng tersebut, siapa saja anggota geng-geng tersebut, di mana mereka biasanya berkumpul, dan aset apa saja yang mereka miliki untuk tawuran atau melakukan tindak kejahatan dan kekerasan di jalanan.
Polisi dengan kewenangan dalam urusan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, berbasis data yang dimiliki, kemudian menyerukan agar geng-geng remaja itu segera membubarkan diri atau dibubarkan secara paksa.
Aktivitas geng-geng remaja tersebut kerap kali menggelar konvoi di jalanan, bersepeda motor, dengan membawa aneka macam senjata tajam. Tentu aktivitas demikian ini sangat mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat.
Kepala Polres Klaten Ajun Komisaris Besar Polisi Warsono memerintahkan agar seluruh kepolisian sektor atau polsek mendata setiap geng beserta anggotanya.
Seluruh senjata tajam dan alat-alat yang memungkinkan digunakan menakut-nakuti orang lain atau berbuat kekerasan yang dimiliki anggota geng harus disita. Setelah itu, geng-geng tersebut harus dibubarkan.
Langkah yang dilakukan Polres Klaten terhadap geng-geng remaja itu sudah tepat dan harus didukung. Langkah pendataan dan kemudian pembubaran itu menjadi bagian dari upaya preventif sekaligus persuasif mencegah persemaian tindak kekerasan dan kriminalitas di kalangan remaja.
Geng-geng remaja itu sangat mungkin menjadi biang keladi berbagai tindak kejahatan dan kekerasan di jalanan yang semakin sering terjadi belakangan ini. Penganiayaan, pengeroyokan, tawuran selalu berujung meresahkan masyarakat.
Aktivitas mereka tentu didukung komunikasi cepat memanfaatkan aneka fasilitas perpesanan di telepon genggam. Untuk itu, langkah membubarkan geng-geng itu harus diikuti langkah pembinaan agar para remaja itu menyadari kelompok yang mereka bangun jauh lebih banyak aspek negatifnya ketimbang aspek positifnya.
Peran orang tua dan orang-orang dewasa terdekat penting untuk menyadarkan para remaja itu dan kemudian secara sadar diri membubarkan diri dari geng atau kelompok yang cenderung berperilaku negatif tersebut.
Selain berdampak buruk, geng-geng remaja itu menjadi sasaran empuk jaringan penjual narkoba, penjual minuman keras, serta judi online.
Kepolisian dan pemerintah harus bekerja sama untuk tidak hanya membubarkan kelompok remaja itu, tetapi harus diikuti pembinaan berkelanjutan agar mereka tidak bubar lantas membentuk geng lagi yang mungkin memiliki aktivitas lebih tak terkendali.
Pembiaran terhadap geng-geng itu jelas hanya akan berujung negative. Pembubaran menjadi pilihan paling logis. Ketika para remaja itu butuh aktualisasi diri dalam kelompok, harus diarahkan ke kelompok positif di lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, atau di lingkungan yang lebih luas lagi.