Negara non-Islam juga mulai untuk menyiapkan sumber daya untuk pelanggan pariwisata halal. Bahkan negara-negara nonmuslim seperti Korea Selatan, Inggris, Singapura, dan Thailand mempromosikan wisata halal saat ini.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Pariwisata halal mengacu pada penyediaan produk dan layanan pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan muslim, serta memfasilitasi ibadah dan persyaratan lainnya sesuai dengan hukum Islam.
Peningkatan perjalanan yang dilakukan umat Islam telah menyebabkan industri pariwisata berkembang di seluruh dunia sehingga layanannya kualitas berdasarkan nilai wisatawan Muslim pun meningkat. Pertumbuhan industri ini berada pada tingkat 30% sejak 2016.
Wisata halal menjadi salah satu bentuk wisata budaya karena lebih merupakan representasi dari warisan Islam. Asia Pasifik muncul sebagai pusat pariwisata halal. Hal ini disebabkan karena kawasan Asia Pasifik menyatu antara budaya muslim dan nonmuslim sehingga menambah kedalaman warisan budaya mereka.
Perpaduan budaya ini menambah nilai baru pariwisata halal di mana muslim dan nonmuslim duduk bersama dan berbagi pariwisata yang saling diterima. Bukan hanya pada perspektif budaya, akan tetapi nilai universal atas jaminan keamanan, kenyamanan, dan kelayakan.
Dalam perkembangannya, wisata halal melibatkan berbagai industri, mulai dari transportasi industri, rekreasi, restoran, hingga akomodasi. Efisiensi dibutuhkan dalam pengembangan wisata halal. Manajemen rantai pasok diperlukan dalam upaya mengatasi persaingan antarperusahaan.
Oleh karena itu, halal tourism supply chain management (manajemen rantai pasok wisata halal) sangat diperlukan sebagai alat yang efektif untuk mengatasi tantangan pasar yang kompetitif di bidang tersebut.
Selanjutnya, membangun hubungan yang erat di antara anggota rantai pemasok akan membantu perusahaan meningkatkan kinerjanya, mengurangi risiko rantai pasokan, dan meningkatkan kinerja rantai pasok yang akan bermuara pada pertumbuhan positif industri halal secara menyeluruh.
Pariwisata, seperti semua rantai pasokan lainnya, beroperasi melalui hubungan bisnis ke bisnis (B to B), dan manajemen rantai pasokan dapat diterapkan untuk memberikan peningkatan kinerja keberlanjutan secara bersamaan dengan kinerja keuangan, dengan bekerja untuk meningkatkan optimalisasi operasi bisnis masing-masing pemasok dalam rantai pasokan.
Perbedaan utama antara rantai pasokan pariwisata dan sektor lain adalah perjalanan wisatawan ke produk, dan produk yang mereka beli memiliki komponen layanan yang sangat tinggi–dengan kata lain lain, hal ini melibatkan lebih banyak komponen dalam produksi pengalaman berwisata.
Dalam lingkungan industri pariwisata yang sangat kompetitif, agen wisata halal telah terhubung erat untuk meningkatkan kemampuan efisiensi mereka. Selain itu, biro perjalanan fokus membangun hubungan dekat dengan anggota lain di rantai pasokan untuk berbagi informasi, sumber daya, dan risiko.
Hal ini berdampak positif untuk memengaruhi kinerja agen wisata. Oleh karena itu, dalam rantai pasokan pariwisata halal, perusahaan pariwisata perlu memperhatikan strategi kerjasama dengan pemasok, pelanggan, dan pesaing untuk bertahan dan berkembang.
Berbagi informasi juga diperlukan dalam mengomunikasikan sejauh mana informasi kritis dikomunikasikan kepada mitra dalam rantai pasok. Hal ini didefinisikan sebagai sistem ketertelusuran yang memfasilitasi penyebaran informasi di antara mitra rantai pasokan untuk tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan akhir dari rantai pasokan.
Membagikan informasi dapat mengurangi ketidakpastian permintaan dan penawaran wisata, dan secara signifikan meningkatkan tingkat layanan rantai pasok. Mulai dari layanan destinasi ramah keluarga, fasilitas yang ramah muslim, keamanan bagi wisatawan, jaminan halal pada produk makanan, akses ibadah yang mudah dan baik, konektivitas terhadap fasilitas akomodasi yang ramah muslim (bandara, kapal pesiar, lokasi destinasi, agen bus/travel), serta kemudahan komunikasi merupakan faktor-faktor kunci yang mesti dipegang dalam manajemen rantai pasok wisata halal.
Kerja sama dalam membangun dan mengembangkan rantai pasokan pariwisata halal adalah pendekatan yang tepat untuk membatasi risiko dan meningkatkan kemampuan beradaptasi serta mengoptimalkan dan mengefisiensikan kinerja anggota rantai pasokan.
Artikel ini ditulis oleh Arna Asna Annisa, MSi; mahasiswa Doktoral PIIH UGM, dosen FEBI UIN Salatiga.