Paus Fransiskus mengunjungi empat negara dalam perjalanan apostolik ke kawasan Asia Pasifik, yaitu Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi, yaitu pada 3—6 September 2024.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kunjungan ini akan tercatat sebagai perjalanan kali ketiga bagi Bapa Suci umat Katolik ke Indonesia setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.
Kunjungan di Indonesia ini mencakup berbagai pertemuan penting dan misa akbar yang akan berlangsung pada 5 September 2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang akan melibatkan sekitar 90.000 umat Katolik.
Indonesia terpilih sebagai negara pertama yang dikunjungi Paus Fansiskus pada lawatan keluar negeri kali ke-43 itu menarik lantaran di negeri berpenduduk 279 juta jiwa dengan mayoritas beragama Islam tersebut populasi umat Kristiani sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antara mereka adalah umat Katolik.
Tujuan Paus Fransiskus datang ke Indonesia adalah untuk mengapresiasi kebebasan dalam beragama, terutama kebebasan bagi umat Katolik menghayati keyakinan dan beribadah sesuai keyakinan itu.
Tentu saja di mana pun umat Katolik selalu menantikan setiap lawatan Paus ke negara mereka karena bakal ada pemberkatan dan penyampaian pesan moral dalam sebuah misa agung massal yang dihadiri puluhan ribu orang.
Ini menjadi peristiwa sakral penguat iman dan juga penguat penghayatan agama bagi jutaan umat Katolik di Indonesia. Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Harapan terbesar dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah menjadi inspirasi sekaligus menguatkan jati diri Indonesia sebagai negara plural dengan toleransi beragama tinggi dan melindungi umat beragama minoritas.
Tujuan Paus Fransiskus ke Indonesia tentu saja untuk mengingatkan bahwa semua orang, meski berbeda-beda, adalah saudara. Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia akan memperkuat semangat toleransi, kerukunan, dan persatuan di antara berbagai komunitas umat beragama di Indonesia.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada masa ketika masyarakat global terwujud tanpa batas apa pun, karena dukungan teknologi komunikasi dan informasi yang kian canggih, menicayakan seluruh masyarakat dunia akan melihat lewat jendela yang terbuka lebar.
Mereka akan melihat dengan perspektif yang dekat bahwa negara dengan penduduk mayoritas muslim sangat terbuka, bahkan menyambut dengan gembira, kedatangan Bapa Suci umat Katolik sedunia.
Kunjungan Paus Fransiskus hendaknya juga berbuah semacam deklarasi atau pernyataan universal tentang kerja sama antarumat beragama sebagai bagian penting ikhtiar terus-menerus membangun manusia dan kemanusiaan di tengah kehidupan global yang makin nirbatas.