Deklarasi Istiqlal itu menekankan pentingnya perhatian pada dehumanisasi yang makin meluas di dunia dan dampak perubahan iklim yang makin nyata dirasakan penduduk bumi.
Promosi Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Best Private Bank for HNWIs
Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan adalah topik Deklarasi Istiqlal. Topik ini menyoroti peran agama terhadap krisis kemanusian atau dehumanisasi dan krisis lingkungan yang belakangan terjadi dalam konteks global sebagai dampak perubahan iklim.
Fenomena global dehumanisasi ditandai dengan meluasnya kekerasan dan konflik yang mengakibatkan banyak korban, korban jiwa maupun harta benda.
Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah agama sering diperalat sehingga mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang, terutama perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia.
Eksploitasi alam tanpa batas, tanpa perspektif keberlanjutan, juga berkontribusi terhadap perubahan iklim hingga menimbulkan berbagai konsekuensi destruktif seperti bencana alam, pemanasan global, dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Krisis lingkungan ini juga menjadi hambatan bagi kehidupan bersama yang harmonis di antara berbagai elemen penduduk bumi. Deklarasi Istiqlal penting menjadi pemicu refleksi bagi bangsa Indonesia.
Ihwal dehumanisasi dan krisis lingkungan sangat relevan dengan Indonesia masa kini. Berbagai tindak kekerasan oleh negara, seperti di Pulau Rempang dan Papua, serta industri ekstraktif yang merusak alam dan melanggar hak asasi manusia adalah fakta yang sangat relevan dengan substansi kritik dari Deklarasi Istiqlal.
Deklarasi Istiqlal bisa jadi berangkat dari situasi nyata sebagai refleksi bagi bangsa Indonesia atau memang sekadar menyindir organisasi-organisasi kemasyarakatan keagamaan di Indonesia.
Tak berlebihan menyebut deklarasi ini sekaligus menjadi autokritik untuk internal organisasi kemasyarakatan keagamaan di Indonesia serta seluruh organisasi kemasyarakatan di Indonesia. Menjaga kemanusiaan dan menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Penting menjadikan Deklarasi Istiqlal sebagai bahan kampanye melawan dehumanisasi dan krisis lingkungan agar berpengaruh nyata terhadap perilaku masyarakat. Terutama dalam memandang isu kemanusiaan, toleransi, dan lingkungan.
Nilai-nilai dalam deklarasi tersebut tak jauh dari falsafah negara Indonesia, yakni Pancasila, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai kemanusiaan dalam Pancasila mengakui harkat dan martabat manusia serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang berlaku adil terhadap sesama manusia.
Sila kedua Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia harus didasarkan pada suara hati nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan.
Deklarasi Istiqlal jangan sampai berhenti menjadi sekadar formalitas menyambut kedatangan Paus Fraksiskus sebagai tokoh berpengaruh di dunia. Deklarasi ini harus dimaknai sebagai ekspresi keresahan atas pengkhianatan terus-menerus terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kewajiban menjaga kelestarian lingkungan.