kolom
Langganan

Waspada, Jangan Sepelekan bila Wajah Sering Terpapar Angin Kencang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Khoirunnisa Saroh Minerva Muhamad Nasuka Suryo Saputra Perdana  - Espos.id Kolom  -  Kamis, 20 Juli 2023 - 23:06 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi menggunakan pelindung wajah saat berkendara. (freepik)

Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah dapat terjadi pada siapa saja, baik orang tua maupun muda. Seringkali, penyakit ini disalahartikan sebagai gejala stroke karena posisi bibir yang mengkerut dan tidak dapat digerakkan. Namun apakah sebenarnya penyakit ini?

Kedua penyakit tersebut, kelumpuhan dan stroke, sebenarnya berbeda dari segi gejala yang timbul. Pada stroke, selain kelumpuhan pada salah satu sisi wajah atau tampak melorot, ada kemungkinan terjadinya arm drift atau lengan yang jatuh ke bawah dan sulit diangkat. Altered LOC (Level of Consciousness) atau tingkat kesadaran yang berubah, yang memengaruhi kemampuan untuk berhubungan dengan diri sendiri dan lingkungan.

Advertisement

Keadaan tersebut yang menyebabkan penderita stroke hilang kesadaran atau sebaliknya, hyperarousal (terjadi ketika tubuh seseorang tiba-tiba menjadi sangat waspada karena memikirkan trauma mereka). Sedangkan pada kelumpuhan seperti Bell’s Palsy, tidak ada masalah yang terjadi pada anggota gerak maupun perubahan emosi.

Bell’s Palsy merupakan penyakit yang paling sering dikaitkan dengan kelumpuhan saraf wajah. Penyakit ini dinamai Bell’s Palsy atau kelumpuhan Bell karena diambil dari penemu penyakit tersebut yaitu Sir Charles Bell, seorang ahli anatomi dari Skotlandia.

Advertisement

Bell’s Palsy merupakan penyakit yang paling sering dikaitkan dengan kelumpuhan saraf wajah. Penyakit ini dinamai Bell’s Palsy atau kelumpuhan Bell karena diambil dari penemu penyakit tersebut yaitu Sir Charles Bell, seorang ahli anatomi dari Skotlandia.

Penyebab utama yang menyebabkan penyakit ini hingga kini belum diketahui. Tapi salah satu penyebabnya adalah akibat peradangan dan pembengkakan saraf ketujuh atau saraf fasialis yang mengontrol otot pada wajah. Akibatnya terjadi perubahan bentuk pada salah satu sisi wajah dan terlihat perot atau mengkerut.

Gunakan Pelindung Wajah

Tanda-tanda terjadinya Bell’s Palsy biasanya diawali rasa sakit pada area belakang telinga sisi yang terkena. Rasa sakit ini hampir seperti pegal karena salah bantal atau salah posisi tidur. Telinga pada sisi yang sakit biasanya lebih sensitif saat mendengar suara sehingga timbul rasa sakit.

Pada sisi yang terkena, alis tidak dapat diangkat maupun dikerutkan, mata tidak dapat menutup dengan sempurna atau mengeluarkan air terus-menerus, lubang hidung tidak dapat dikembang kempiskan, sudut bibir tidak dapat diangkat sehingga sulit untuk tersenyum, makan, dan tidak dapat menahan air saat berkumur. Kesulitan lainnya yaitu untuk mengerucutkan bibir, mengucapkan huruf “U”, maupun meniup.

Advertisement

Sinar infra merah membantu melancarkan peredaran darah dan stimulasi listrik membantu untuk mengaktifkan kembali persarafan yang terkena. Pemijatan ringan dan latihan gerak wajah juga biasa disertakan dalam rangkaian fisioterapi.

Meskipun penyebab utama pada Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti, namun beberapa hal seperti pascaoperasi pada area wajah, infeksi virus, penyakit Lyme, maupun paparan angin kencang atau udara dingin pada kepala dan wajah dapat memengaruhi terjadinya penyakit ini.

Oleh karena itu, penggunaan pelindung saat berkendara atau terpapar angin dan udara dingin serta pemeriksaan lebih lanjut diperlukan apabila muncul gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya.

Advertisement

Artikel ini disusun oleh Khoirunnisa Saroh Minerva, S.Kes; Muhamad Nasuka, S.Ftr, Ftr; Suryo Saputra Perdana, S.Fis, M.Sc.PT; Program Studi Pendidikan Fisioterapis Universitas Muhammadiyah Surakarta; RSUD RAA Soewondo Pati, Jawa Tengah.

Advertisement
Ivan Indrakesuma - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif