kolom
Langganan

Rindu Bung Hatta - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ponco Suseno  - Espos.id Kolom  -  Sabtu, 10 Agustus 2024 - 12:55 WIB

ESPOS.ID - Jejak intelektualisme Bung Hatta tersaji dalam 800 karya tulis yang didokumentasikan menjadi 10 seri buku. (wikimedia commons)

Esposin, SOLO – Mari bersama belajar memaknai sejarah pendiri bangsa bertepatan menjelang perayaan peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Mari belajar sederhana seperti yang diajarkan Mohammad Hatta alias Bung Hatta.

Kiprah Bung Hatta selalu layak diangkat ke permukaan agar bangsa ini selalu belajar tentang sejarah. Bung Hatta dengan kesederhanaannya seolah-olah ingin menampar siapa pun yang suka flexing alias pamer gaya hidup mewah di tengah banyak warga masyarakat yang berjuang ingin mentas dari jurang kemiskinan.

Advertisement

Flexing itu juga dilakukan pejabat negara. Gaya hidup sederhana seperti yang dilakukan Bung Hatta semasa hidup menjadi tameng pribadi agar tidak melakukan korupsi. Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang dapat menghancurkan bangsa.

Sejak awal bangsa ini merdeka, Bung Hatta mewanti-wanti bahaya korupsi. Tidak mengherankan Bung Hatta sangat membenci perilaku korup. Sebagai bentuk komitmen melawan korupsi, Bung Hatta menerapkan perilaku hidup sederhana pada sepanjang hayatnya.

Advertisement

Sejak awal bangsa ini merdeka, Bung Hatta mewanti-wanti bahaya korupsi. Tidak mengherankan Bung Hatta sangat membenci perilaku korup. Sebagai bentuk komitmen melawan korupsi, Bung Hatta menerapkan perilaku hidup sederhana pada sepanjang hayatnya.

Hidup sederhana yang ditampilkan Bung Hatta bukan sekadar rekayasa atau pencitraan. Sejarah membuktikan praktik korupsi gila-gilaan meruntuhkan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1799.

Lantaran korupsi yang menggila itu muncul pelesetan kepanjangan VOC, yakni Vergaan Onder Corruptie yang artinya hancur karena korupsi. Pada era kejayaannya kekayaan VOC sungguh luar biasa.

Advertisement

Kisah kelam VOC itu harus menjadi pengingat pada era sekarang. Sebagai anak bangsa tentu kita berharap Indonesia terus berdiri. Tak hanya seabad atau dua abad lagi, tapi hingga kiamat.

Bung Hatta dikagumi banyak orang karena kesederhanaannya. Bung Hatta mengajarkan prinsip hidup sederhana agar tak terjerumus pada praktik culas menumpuk harta. Hingga sekarang, pekerjaan terbesar bangsa ini hanya satu, yakni memberantas korupsi.

Jika cita-cita ini terwujud, Indonesia tak hanya menjadi macan Asia tapi macan dunia. Praktik korupsi menjadikan ekonomi bangsa tidak sehat. Meneladani prinsip hidup sederhana ala Bung Hatta itu sangat tidak mudah.

Advertisement

Sampai sekarang masyarakat Indonesia masih sering dijejeli berita tentang korupsi. Penyakit kronis ini masih menyebar di seluruh antero negeri.

Korupsi masih bersemayam di lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Praktik korupsi juga menjangkiti para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mestinya menjadi sapu pembersih.

Dari berbagai upaya mencegah korupsi, pendekatan sejarah juga perlu dilakukan. Termasuk mempelajari pemikiran besar Bung Hatta. Berbekal menjalani hidup sederhana, Bung Hatta tak kerepotan mengajarkan kepada bangsa ini cara menghindari korupsi.

Advertisement

Selain sederhana, Bung Hatta juga dikenal sebagai sosok yang jujur dan berwibawa pada masa hidupnya. Bung Hatta setia dan amanah. Bung Hatta pernah berjanji jika Indonesia tidak merdeka, dirinya tidak akan menikah.

Bersama dengan Bung Karno menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia. Selama menjabat sebagai wakil presiden, Bung Hatta sangat konsisten menjaga rahasia negara. Bung Hatta juga tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.

Pada 1956, Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden karena perbedaan prinsip dengan Bung Karno. Hal itu menandai tanggalnya dwi tunggal. Memasuki usia senja, Bung Hatta tetap bersahaja.

Bung Hatta berjuang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dana pensiun yang diterima hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa hari. Meski tercatat sebagai mantan wakil presiden, Bung Hatta tak mampu membayar tagihan listrik rumah dan tak mampu membeli sepatu Bally kesukaannya.

Di tengah keterbatasan itu, Bung Hatta gemar menulis dan membaca. Bung Hatta meninggal dunia pada 1980. Bung Hatta dimakamkan di tempat permakaman umum Tanah Kusir, Jakarta. Nama Bung Hatta tak hanya harum di dalam negeri.

Namanya diakui dunia. Di Belanda, namanya diabadikan sebagai nama jalan di Haarlem, Holland Utara. Kebersahajaan Bung Hatta selama hidup semoga dapat terus dicontoh para penerus bangsa. Bung Hatta telah mengajarkan arti penting hidup sederhana pada bangsa ini.

Bagi Bung Hatta, hakikat hidup adalah perjuangan. Berjuang menjadi pribadi yang berkualitas. Pada Agustus 2024 ini, mari pulang ke rumah sejarah sejenak. Di dalamnya ada kisah mulia tentang cara pandang Bung Hatta dalam menjalani hidup sederhana.

Pada bulan yang penuh dengan nuansa semangat nasionalisme ini pula mari memanjatkan doa terbaik bagi Bung Hatta. Terima kasih telah mengajari kami tentang hidup sederhana.

Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif