Penyelenggaraan Festival Waduk Cengklik kali pertama ini diharapkan mampu menyebarkan semangat bersama-sama melestarikan kawasan itu. Festival ini diharapkan menjadi pemicu kehendak dan semangat banyak pihak bersinergi dengan masyarakat melestarikan Waduk Cengklik.
Promosi Beri Kontribusi Nyata, BRI Peduli Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Aneka acara yang diselenggarakan di Festival Waduk Cengklik bertujuan menumbuhkan kesadaran bersama untuk merawat waduk tersebut. Praksis bersama merawat dan melestarikan waduk itu akan berujung mewujudkan kesejahteraan bersama.
Ajakan melestarikan Waduk Cengklik diwujudkan dalam berbagai acara, antara lain, sedekah bumi, pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dalam hal jumlah warga terbanyak bergotong royong membersihkan waduk, penyumbangan darah, sunatan massal, pentas seni, dan susur waduk.
Waduk Cengklik merupkan salah satu simpul sumber daya air di wilayah Kabupaten Boyolali. Sejarah pembangunan waduk ini erat kaitannya dengan industrialisasi berbasis produksi gula pada era kolonialisme.
Waduk Cengklik menjadi sumber air untuk kebutuhan budi daya tebu sekaligus memasok air untuk Pabrik Gula Colomadu. Sejarah ini menunjukkan Waduk Cengklik dibangun demi kesejahteraan lewat praksis pertanian dan industri.
Air adalah salah satu sumber kehidupan yang dibutuhkan setiap makhluk hidup. Secara umum, jenis-jenis air di bumi dibedakan menjadi dua, yakni air permukaan dan air tanah. Air permukaan berada di permukaan bumi dan dapat kita lihat dengan jelas.
Contoh air permukaan adalah air sungai, air laut, air waduk, dan air danau. Air tanah tersimpan jauh di dalam lapisan tanah. Inisiatif menyelenggarakan Festival Waduk Cengklik jelas harus diapresiasi dalam konteks ekonomi, kebudayaan, sosial, dan yang paling mendasar pada urusan melestarikan sumber daya air.
Lewat festival ini secara langsung maupun tidak langsung menjadi wahana menyadarkan banyak komponen masyarakat dan pemangku kebijakan tentang urgensi sejak dini memikirkan pelestarian Waduk Cengklik.
Pemikiran itu kemudian harus diterjemahkan menjadi praksis yang bisa dilakukan banyak orang, banyak komponen masyarakat, banyak pemangku kepentingan sesuai kemampuan dan porsi kewenangan masing-masing.
Yang terpenting adalah aneka praksis itu bermuara sama, yaitu menjaga kelestarian Waduk Cengklik. Tentu menjaga kelestarian bukan sekadar menjaga keberadaannya, tetapi sekaligus memberdayakan dan memanfaatkan potensinya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Target besar penyelenggara acara ini adalah menjadikan Festival Waduk Cengklik seperti Festival Danau Toba. Ini akan terwujud dengan basis penyelenggaraan adalah partisipasi warga di sekitar Waduk Cengklik. Festival ini bisa sekaligus memberdayakan kearifan lokal di kawasan sekitar Waduk Cengklik.