kolom
Langganan

Dosa Besar Dunia Pendidikan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hijriyah Al Wakhidah  - Espos.id Kolom  -  Minggu, 14 Juli 2024 - 19:55 WIB

ESPOS.ID - Hijriyah Al Wakhidah (Solopos/Istimewa)

Esposin, SOLO – Peristiwa atas Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Fajar Nugroho, 18, menarik perhatian publik sepekan ini. Fajar meninggal dunia setelah diceburkan ke kolam ikan sekolah itu pada Senin (8/7/2024) siang.

Fajar tersetrum aliran listrik di kabel di kolam itu. Ia diceburkan ke kolam sebagai perayaan ulang tahun. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong kematian Fajar Nugroho diselidiki secara hukum sebab peristiwa tersebut menimbulkan korban jiwa.

Advertisement

Meskipun tujuannya bercanda, tindakan menceburkan kawan ke kolam tersebut menimbulkan kekerasan fisik, bahkan menyebabkan kematian sehingga masuk kategori perundungan atau bullying.

Saya sepakat dengan KPAI. Budaya merayakan ulang tahun dengan cara-cara jahil mengakar, bahkan sejak saya masih SMP, akhir 1990-an. Cara itu bisa dikategorikan bullying meskipun itu ungkapan selamat dan perayaan.

Advertisement

Saya sepakat dengan KPAI. Budaya merayakan ulang tahun dengan cara-cara jahil mengakar, bahkan sejak saya masih SMP, akhir 1990-an. Cara itu bisa dikategorikan bullying meskipun itu ungkapan selamat dan perayaan.

Tidak semua orang suka diperlakukan seperti yang dialami Fajar. Bullying atau perundungan masih menjadi hantu di dunia pendidikan kita. Bullying sudah masuk kategori sangat memprihatinkan, bahkan menjadi teror bagi anak-anak di lingkungan sekolah.

Data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menunjukkan 30 kasus  perundungan di sekolah sepanjang 2023. Meningkat daripada tahun sebelumnya yang hanya 21 kasus. Sebanyak 80% kasus perundungan pada 2023 terjadi di sekolah di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dan 20% di sekolah yang dinaungi Kementerian Agama.

Advertisement

Meita Dhamayanti dalam Bullying: Fenomena Gunung Es di Dunia Pendidikan (2021) menjelaskan hasil penelitian International Center for Research on Women (ICRW) menunjukkan 84% anak Indonesia mengalami bullying di sekolah.

Kasus kekerasan di sekolah di Indonesia lebih tinggi daripada di Vietnam (79%), Nepal (79%), Kamboja (73%), dan Pakistan (43%). Hasil survei United Nations International Children`s Emergency Fund (UNICEF) menunjukkan 50% siswa berusia 13 tahun?15 tahun di Indonesia mengalami bullying di sekolah.

Ini dianggap sebagai salah satu angka tertinggi di dunia. Sekolah yang semestinya menjadi tempat belajar meraih masa depan gemilang justru menjadi arena bullying paling menakutkan yang bisa terjadi kepada siapa pun.

Advertisement

Pada periode 1991-1997, perundungan menjadi “jajanan rutin” saya saat sekolah dasar. Sekarang, anak saya, atau berselang 27 tahun kemudian, juga mengalami perundungan. Tak pernah terbersit dalam pikiran saya ihwal perundungan ketika menitipkan anak saya belajar di pondok pesantren.

Saya harus menanggung rasa sakit hati yang sangat dalam ketika mendengar anak saya mengalami bullying di sekolah dan pondok pesantren tempat dia belajar. Betapa bingung saya ketika anak sulung saya minta berhenti sekolah dan keluar dari pondok pesantren.

Ia mengalami “hukuman verbal” yang berlarut-larut dari sekelompok kakak tingkat hanya karena kesalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan cukup dengan menyita barang yang memang saat itu tidak diperbolehkan dibawa ke pondok pesantren.

Advertisement

Perundungan menjadi momok dari generasi ke generasi. Wajar saja ketika sekolahrelawan.org pada awal tahun ini menuliskan perundungan menjadi satu dari tiga dosa besar dunia pendidikan, selain kekerasan seksual dan intoleransi.

Saya tidak sepakat dengan pernyataan otoritas di SMAN 1 Cawas dan menjadi headline di Koran Solopos edisi 11 Juli 2024.  SMAN 1 Cawas Lakukan Pembenahan Total. Begitu judul beritnya. Pernyataan otoritas di sekolah itu adalah pembenahan yang dimaksud hanya merujuk infrastruktur kolam dan jaringan listrik.

Alangkah baiknya pembenahan total merujuk pada mendidik anak-anak usia remaja agar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengontrol perilaku, mengelola emosi, kemampuan beradaptasi, menumbuhkan rasa empati, dan yang lebih penting adalah anak-anak sekolah ini punya saluran yang baik untuk eksistensi diri.

Tugas menghapus dosa besar pendidikan ini tidak hanya tanggung jawab pengelola sekolah, namun harus dimulai dari keluarga dan masyarakat. Peran sekolah memang vital. Program Merdeka Belajar memiliki satu episode penting transformasi pendidikan, yakni pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.

Merdeka Belajar menekankan penciptaan lingkungan pendidikan yang inklusif, berkebinekaan, dan aman bagi semua murid, guru, dan tenaga pendidikan untuk dapat mengembangkan potensi. Ini juga mengatur pembentukan tim pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan.

Ditambah pembentukan satuan tugas pencegahan dan penanganan kekerasan oleh pemerintah daerah. Peran keluarga juga tidak kalah vital. Keluarga adalah wadah utama membentuk perilaku dan kepribadian setiap anggota.

Helsa dalam Peran Vital Keluarga dalam Mencegah Bullying (2023) menjelaskan keluarga anak yang berperan sebagai perundung cenderung merupakan keluarga yang memiliki relasi kurang baik.

Di keluarga itu penerapan disiplin kurang konsisten, kelekatan (attachment) orang tua dan anak yang tidak aman, aktivitas bersama di dalam keluarga kurang, dan supervisi orang tua juga kurang.

Keluarga perlu menjalankan fungsi dengan optimal. Kedekatan antaranggota keluarga perlu dibangun dan tidak melakukan kekerasan dalam keluarga, sekecil apa pun. Dari institusi pendidikan terkecil ini, kita bisa mencegah bullying.

Di keluargalah anak akan belajar menjalin relasi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang tepat, serta belajar saling menghargai.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 13 Juli 2024. Penulis adalah Manajer Program Solopos Media Group)

Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif