kolom
Langganan

Cek Khodam - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Kaled Hasby Ashshidiqy  - Espos.id Kolom  -  Selasa, 9 Juli 2024 - 19:35 WIB

ESPOS.ID - Kaled Hasby Ashshidiqy. (Solopos/Istimewa)

Esposin, SOLO – Beberapa waktu lalu fenomena "cek khodam" viral dan menjadi trending topic di media sosial, terutama Tiktok. Mantan calon presiden pada Pemilu 2024, Anies Baswedan, sempat diminta oleh warganet untuk mengcek khodam [dalam bahasa Indonesia baku: khadam].

Anies mengaku tidak tahu apa itu khodam. Saya tak paham sebenarnya siapa yang memulai tren "cek khodam" itu. Sejumlah sumber menyebut  tren "cek khodam" di media sosial, terutama Tiktok, dimulai beberapa kreator dalam sesi live ketika mereka mengklaim bisa "mengecek" khodam dalam diri penonton.

Advertisement

Penonton diminta menulis nama mereka di kolom komentar. Sang kreator akan mengcek khodam secara langsung. Fenomena ini menarik perhatian banyak pengguna karena keunikan dan aspek hiburan, meskipun menimbulkan kontroversi tentang keakuratan praktik tersebut.

Ada media menyebut fenomena "cek khodam" itu viral berawal dari akun Tiktok @cekkhodamgratisyuk yang menawarkan jasa cek khodam. Pertunjukan langsung di Tiktok tentang cek khodam itu mendapat banyak respons.

Advertisement

Ada media menyebut fenomena "cek khodam" itu viral berawal dari akun Tiktok @cekkhodamgratisyuk yang menawarkan jasa cek khodam. Pertunjukan langsung di Tiktok tentang cek khodam itu mendapat banyak respons.

Banyak orang penasaran apakah mereka memiliki khodam atau pendamping gaib dan apa jenisnya. Menurut kepercayaan spiritualitas Jawa dan Bali khodam adalah jin atau makhluk halus yang mendampingi manusia.

Khodam dapat memberikan berbagai manfaat, seperti perlindungan, kekuatan, dan keberuntungan. Apakah cek khodam itu valid? Saya meyakini itu hiburan semata. Sulit memvalidasi hal-hal tak kasatmata. Fenomena ini menjadi menarik di tengah situasi politik menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 27 November 2024 mendatang. Banyak politikus yang terang-terangan menyebut khodam mereka. Mereka yakin khodam bisa meningkatkan elektabilitas.

Advertisement

Banyak tokoh politik dan figur publik yang tak cukup percaya diri menampilkan diri mereka apa adanya kepada publik tanpa menyebut khodam atau dekengan mereka. Khodam itu seperti Bolone [sejaan baku bahasa Jawa beraksara Latin: Balane] Mase, Bocahe Mase, hingga Presiden Jokowi.

Siapa tokoh politik dan figur publik yang mengunakan "khodam politik" tersebut bisa diketahui dengan melihat baliho-baliho yang terpampang di banyak sudut kota, terutama di kawasan Soloraya. Fenomena "khodam politik" ini tak lepas dari hasil Pemilu 2024 lalu.

Pihak-pihak yang memakai embel-embel penerus Jokowi, pendukung Jokowi, atau yang direstui Jokowi meraih kesuksesan dalam politik elektoral. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sukses memenangi pemilihan presiden 2024 dengan perolehan suara di atas ekspektasi, hingga 58% lebih.

Advertisement

Itu mereka raih di tengah pukulan bertubi-tubi pihak oposisi dan banyak kontroversi yang seharusnya menggerus suara mereka. Ternyata Prabowo-Gibran berjaya. Kemenangan Prabowo-Gibran tak lepas dari pengaruh Presiden Jokowi sebagai "khodam politik" mereka.

Presiden Jokowi memang tak pernah secara eksplisit mendukung Prabowo-Gibran, namun Gibran menjadi calon wakil presiden pendamping calon presiden Prabowo menjadi bukti paling sahih bahwa Presiden Jokowi mendukung pasangan ini.

Bukti lain Presiden Jokowi menjadi "khodam politik" yang ampuh adalah Partai Golongan Karya (Golkar). Mereka mengembuskan narasi seolah-olah partai ini akan jadi rumah selanjutnya Jokowi setelah keluar dari PDIP. Isu yang manjur.

Advertisement

Partai Golkar menduduki peringkat kedua hasil  Pemilu 2024 setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai Golkar mengalahkan Partai Gerakan Indoensia Raya (Gerindra) yang notabene partainya Prabowo, calon presiden terpilih.

Tentu saja ada faktor lain yang membuat Partai Golkar meraih suara melebihi ekspektasi. Menurut saya, faktor Presiden Jokowi adalah kunci. Partai Solidaritas Inondesia (PSI) yang tidak mendapat tuah Presiden Jokowi sebagai "khodam politik" mereka, meski sangan Ketua Umum Kaesang Pangarep adalah anak biologis Sang Presiden.

Menjelang pilkada 2024 banyak yang percaya membawa nama Presiden Jokowi akan mengerek elektabilitas, apalagi tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi masih sangat tinggi.

Hasil survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintahan Presiden Jokowi mencapai 75,6%. Kritik tajam para akademikus, pengamat, tokoh politik tak lantas menjatuhkan citra Presiden Jokowi di hadapan mayoritas rakyat.

Ada benang merah dari fenomena "khodam politik" ini. Sejumlah tokoh publik dan politikus yang membawa nama Jokowi atau Bocahe Mase maupun Bolone Mase adalah yang baru terjun di kancah politik elektoral, alias newbie.

Cara cepat mendapatkan simpati publik tanpa menyapa rakyat akar rumput adalah membawa nama Presiden Jokowi yang sudah terbukti dan teruji selama ini disukai masyarakat—mengacu hasil survei.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah mengandalkan dukungan tokoh terkenal benar-benar efektif atau justru menunjukkan kelemahan dalam meraih dukungan atas merit pribadi mereka? Calon kepala daerah seharusnya fokus pada kapabilitas dan program mereka sendiri daripada hanya mengandalkan dukungan tokoh terkenal.

Masyarakat membutuhkan pemimpin yang memiliki visi dan kemampuan mewujudkan perubahan, bukan hanya sosok yang berada di bawah bayang-bayang tokoh lain. Apakah menjadikan Presiden Jokowi sebagai "khodam politik" masih ampuh untuk membantu para calon kepala daerah memenangi pilkada?

Kita akan melihat hasilnya setelah 27 November 2024. Saya berharap publik lebih kritis dan memilih pemimpin berdasarkan kapabilitas dan integritas, bukan semata-mata karena afiliasi politik mereka.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 8 Juli 2024. Penulis adalah Manajer Program Solopos Media Group)

Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif