kolom
Langganan

Bukan Menegakkan Benang Basah

by Retno Winarni  - Espos.id Kolom  -  Kamis, 26 September 2024 - 13:44 WIB

ESPOS.ID - Retno Winarni (Istimewa/Dokumen pribadi).

SMAN 1 Susukan di Kabupaten Semarang secara administratif merupakan bagian dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 yang meliputi SMA, SMK, SLB di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.

Secara geografis terletak 55 kilometer dari Ungaran, berbatasan langsung dengan Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Meskipun jalan menuju ke SMAN 1 Susukan beraspal dan cor beton, ini adalah SMAN paling pinggir di Kabupaten Semarang.

Advertisement

Sebutan sekolah pinggiran yang berkonotasi kurang top ini sesungguhnya memang benar adanya. Meskipun berdiri lebih dulu dibandingkan beberapa SMAN yang didirikan lebih belakangan, jumlah siswa dan bangunan fisik SMAN 1 Susukan kalah jauh dari sekolah-sekolah tersebut.  

Belum lagi bicara prestasi. Di antara guru dan karyawan beredar guyonan bahwa mereka adalah anak tiri Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1. Pada awal bertugas di SMAN 1 Susukan yang muncul pertama di otak saya adalah jika masih berat untuk berprestasi akademik, saya akan membuat sekolah yang nyaman dan aman untuk siswa.

Saya ingin siswa merindukan berangkat sekolah, mencintai sekolah, tetapi target yang saya turunkan itu pun bukan pekerjaan mudah. Banyak kendala yang ternyata menjadi jawaban mengapa 22 tahun usia SMAN 1 Susukan, tapi kalah dari sekolah sebelumnya tempat saya bertugas yang berumur sama.

Advertisement

SMAN 1 Susukan memiliki 16 rombongan belajar dengan jumlah siswa 534. Bandingkan dengan sekolah sebelumnya tempat saya bertugas di Kabupaten Karanganyar yang memiliki 24 kelas dengan jumlah siswa lebih dari 800 orang.

Jawaban  kendala pertama adalah status tanah SMAN 1 Susukan adalah hak pakai. Kami tak punya hak mendapat bantuan dana alokasi khusus pembangunan gedung baru. Semua gedung dibangun pada 1992.

Bangunan-bangunan itu memang mendapatkan bantuan rehabilitasi secara periodik, tetapi tentu saja tak mampu menampung jumlah siswa yang sejak sistem zonasi diterapkan mulai menunjukkan tren pertambahan.

Pada 2017 ketika sistem zonasi  mulai diterapkan jumlah siswa 170 untuk lima rombongan belajar. Pada 2024 jumlah siswa 534 orang untuk 16 rombongan belajar. Inilah titik tertinggi kemampuan bangunan yang bisa digunakan.

Advertisement

Tidak ada lagi gedung yang bisa digunakan menampung siswa. Itu pun kami harus menyekat laboratorium fisika dan laboratorium kimia, padahal jika tersedia gedung kelas pada penerimaan peserta didik baru 2024 banyak calon siswa yang tidak tertolak, lebih dari satu rombongan belajar.

Melek Digital

Di mana bumi dipijak , di situ langit dijunjung. Di mana pun ditempatkan bertugas di situlah karya harus dihasilkan. Agar bisa segera menyejajarkan diri dengan SMAN kategori menengah di Kabupaten Semarang, langkah nyata harus segera dilakukan.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi terus mendorong dan memfasilitasi transformasi digital dalam pembelajaran dan manajemen satuan pendidikan melalui berbagai platform serta program pengembangan kapasitas guru agar lebih melek digital.

Advertisement

Untuk membiasakan guru dan siswa menggunakan perangkat dan platform digital dalam pembelajaran, langkah yang dilakukan SMAN 1 Susukan adalah bekerja sama dengan Quipper School untuk mendukung pembelajaran berbasis digital.

Pada 2024 adalah tahun kedua pemanfaatan Quipper School dalam pembelajaran. Saat awal penggunaan tentu saja terdapat kendala bagi beberapa guru Untuk mengatasi dilakukan pelatihan rutin oleh tim support dari Quipper School dan pendampingan oleh tim kurikulum sekolah.

Kala awal saya menjadi kepala SMAN1 Susukan, sekolah hanya memiliki dua proyektor yang belum terpasang secara permanen di ruang kelas. Dalam kurun waktu setahun dua bulan telah terpasang tujuh proyektor di kelas.

Persentase ketersediaan proyektor di kelas telah mencapai 44% dari 0% saat awal saya menjadi kepala sekolah. Kamera CCTV telah terpasang di seluruh kelas dan lokasi strategis sekolah yang digunakan untuk mendukung keamanan sekolah,

Advertisement

Perubahan pola pikir guru yang masih terjebak pada kebiasaan lama seperti mengajar dengan pola lama/teacher center dilakukan dengan membentuk dan menggiatkan komunitas belajar. Pada 2023 program pendidikan guru penggerak memasuki angkatan ke-9.

Saat itu belum ada satu pun guru di SMAN 1 Susukan yang tertarik dan terseleksi menjadi guru penggerak. Implementasi Kurikulum Merdeka belum optimal. Begitu pula pembelajaran berdiferensiasi.

Kegiatan komunitas belajar dilakukan secara rutin pada Jumat pukul 13.00 WIB—14.00 WIB. Pada 2024 ada seorang guru SMAN 1 Susukan yang lolos seleksi calon guru penggerak angkatan XI.

Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk mendukung peningkatan kompetensi guru dan kualitas pembelajaran meningkat secara signifikan pada 2023-2024.

Ini dibuktikan hasil rapor pendidikan indikator pengalaman pelatihan penelitian tindakan kelas proporsi guru dan kepala sekolah yang pernah mengikuti pelatihan melalui PMM dan non-PMM pada pelatihan kurikulum dan bidang pengetahuan bidang studi, pedagogi, dan manajerial yang menunjukkan hasil baik dengan skor 93,7.

Lebih detail ditunjukkan pada indikator partisipasi dalam PMM yang  menunjukkan capaian baik dengan skor 93,7, naik 100% daripada tahun sebelumnya. Rapor pendidikan 2024 yang cukup memuaskan tersebut membawa SMAN 1 Susukan mendapatkan bantuan operasional sekolah kinerja kategori sekolah dengan kinerja terbaik.

Advertisement

Disiplin positif di sekolah sebagai salah satu langkah memperkuat karakter siswa dan implementasi Kurikulum Merdeka diterapkan dengan menjadi pilihan indikator dalam pengelolaan kinerja guru di PMM.

Guru wajib memahami disiplin positif dan menerapkan dalam pembelajaran dan kegiatan di sekolah. Program kewirausahaan di SMAN 1 Susukan diimplementasikan dalam bentuk program dual track kewirausahaan yang bertujuan membekali siswa yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dengan pengetahuan kewirausahaan.

Sekolah menjalin kerja sama dengan sekolah tinggi ekonomi dan komputer melalui magang potong rambut. Dua orang siswa dilatih secara intensif agar bisa memotong rambut dengan baik.

Selesai pelatihan magang siswa kemudian mengelola barbershop Cakep-in milik sekolah. Program kewirausahaan pertanian bekerja sama dengan dinas pertanian, program kewirausahaan tata busana bekerja sama dengan lembaga pelatihan keterampilan, program kewirausahaan tata boga bekerja sama dengan SMK.

Respons positif diberikan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 saat peresmian program dual track pada 20 Juni 2024 menyampaikan SMAN 1 Susukan memang memiliki potensi yang luar biasa.

Itu terbukti anak-anak sudah memiliki keterampilan barbershop lengkap dengan tempat. Ini bisa menjadi peluang pekerjaan dan menekan angka pengangguran. Rasanya masih panjang langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan kemajuan SMAN 1 Susukan.

Butuh semangat ganda, tekad berlipat, dan dukungan semua pihak. Memajukan sekolah pinggiran bukanlah bagai menegakkan benang basah.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 24 September 2024. Penulis adalah Kepala SMAN 1 Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah)


Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif