kolom
Langganan

Anatomi Literasi

by Ari Susilowati  - Espos.id Kolom  -  Jumat, 27 September 2024 - 19:51 WIB

ESPOS.ID - Ari Susilowati (Solopos/Istimewa)

Literasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah yang memerlukan keterampilan kognitif. 

Membaca buku merupakan kegiatan literasi paling penting dalam kesuksesan hidup manusia. Membaca memegang peranan tertinggi dalam bidang akademik dan mempunyai pengaruh yang berdampak terhadap pembelajaran.

Advertisement

Para peneliti telah menyoroti pentingnya mengembangkan keterampilan membaca dan manfaat membaca bagi anak-anak sejak usia dini.

Anak-anak yang tidak dapat membaca dengan baik di sekolah dasar cenderung tidak berhasil di sekolah menengah dan pada masa dewasa cenderung memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang gemar membaca.

Pengembangan kebiasaan dan keterampilan membaca yang baik meningkatkan kemampuan menulis siswa. Membaca merupakan gerbang menerima keberagaman perspektif yang memaparkan berbagai sudut pandang, budaya, dan ide.

Pada saat membaca terjadi pertumbuhan intelektual dan pikiran. Semakin banyak membaca, proses kognitif kita semakin tajam, terjadi pengayaan kosakata yang meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan fasih sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dan memahami konsep-konsep yang kompleks.

Membaca meningkatkan keterampilan pemahaman kita dengan mengekstraksi makna dari kalimat, paragraf, dan keseluruhan bab. Semakin banyak kita membaca, semakin baik kita menyimpan informasi dan memperkuat ingatan kita.

Membaca merupakan salah satu bentuk relaksasi mental yang menenangkan jiwa sekaligus sumber inspirasi dan kreativitas. Membaca seperti latihan otak, memberikan stimulasi mental yang mendorong pertumbuhan dan plastisitas saraf.

Sama seperti latihan fisik yang memperkuat otot, membaca secara teratur memperkuat kemampuan kognitif seperti perhatian, memori, dan keterampilan memecahkan masalah.

Advertisement

Penelitian menemukan bahwa individu yang sering membaca sepanjang hidup cenderung memiliki fungsi kognitif yang lebih baik dan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah seiring bertambahnya usia.

Ketika kita membaca tentang karakter dan pengalaman seseorang dalam sebuah cerita, otak kita sering menyimulasikan pengalaman tersebut seolah-olah kita sendiri yang menjalani.

Fenomena ini disebabkan mirror neuron, sel otak khusus yang aktif saat kita melakukan suatu tindakan dan saat kita mengamati orang lain melakukan tindakan yang sama.

Hasilnya, membaca dapat membangkitkan empati, resonansi emosional, dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap sudut pandang orang lain.

Membenamkan diri dalam aktivitas membaca buku yang bagus dapat memberikan efek menenangkan pada otak, mengurangi tingkat stres dan kecemasan.

Penelitian menunjukkan membaca selama enam menit dapat menurunkan detak jantung, meredakan ketegangan otot, dan meringankan gejala yang berhubungan dengan stres.

Dengan membawa kita ke dunia fiksi atau memberikan wawasan tentang pengalaman kehidupan nyata, membaca menawarkan pelarian sementara dari tekanan kehidupan sehari-hari.

Advertisement

Di dunia yang dibanjiri konten digital, sumber bacaan menjadi semakin mudah didapatkan. Kita bisa membaca dalam bentuk e-book atau buku teks. Meskipun buku teks tidak populer, buku teks memiliki banyak kelebihan.

Buku teks menawarkan struktur yang sistematis dan komprehensif untuk mempelajari mata pelajaran tertentu dengan memberikan perkembangan topik yang berurutan, memastikan siswa membangun pengetahuan dasar langkah demi langkah.

Buku teks melengkapi pemahaman guru dan membimbing dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada siswa. Buku teks berfungsi sebagai bahan referensi yang berharga sehingga siswa dapat meninjau kembali konsep, rumus, dan penjelasan saat belajar atau mempersiapkan ujian.

Buku teks memuat konteks sejarah, membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan telah berkembang seiring waktu. Banyak buku teks menyertakan diagram, bagan, dan ilustrasi. Ini alat bantu visual meningkatkan pemahaman dan membuat topik kompleks lebih mudah diakse.

Buku teks mendorong pemikiran kritis sekaligus sumber daya yang hemat biaya dibandingkan dengan materi pendidikan lainnya. Buku teks dapat digunakan kembali dalam jangka waktu yang lama.

Proses Rumit

Buku teks dibuat dengan kontrol kualitas yang tinggi dan telah terstandarisasi sekaligus menawarkan jeda dari waktu layar. Membaca buku fisik dapat mengurangi ketegangan mata karena paparan layar digital dan memberikan cara berbeda untuk terlibat dalam pembelajaran.

E-book kurang memiliki kemampuan navigasi spasial. Masalah yang dialami siswa dengan e-book meliputi gangguan, ketegangan mata, dan fitur navigasi yang tidak memadai, kurangnya gambaran umum, dan fungsi anotasi dan penyorotan yang tidak memadai.

Advertisement

Membaca adalah proses rumit yang mengaktifkan respons saraf berbeda di otak. Ada beberapa proses otak mengolah dari kata hingga makna. Pertama, pengenalan morfologi. Lobus frontal bertanggung jawab menciptakan bunyi pengucapan.

Lobus frontal juga berperan dalam kefasihan membaca, memahami, dan menggunakan tata bahasa (kompleks dan sederhana). Lobus frontal kiri mengaktifkan pengenalan morfologis dalam memahami huruf-huruf yang membentuk sebuah kata dalam mendapatkan pengenalan sintaksis untuk mengetahui apakah kata tersebut merupakan kata kerja atau kata lain dalam tenses.

Wilayah oksipital-temporal yang terletak di belakang membantu kita membaca dengan lancar karena menyimpan gambar, mengidentifikasi huruf, kata, dan bahasa dengan cepat tanpa perlu mengucapkan.

Kedua, pemahaman teks. Setelah memahami kata-kata, langkah selanjutnya adalah pemahaman teks, mengkaji hubungan sintaksis dan semantiknya. Lobus temporal anterior dan frontal kiri bertanggung jawab dalam pemrosesan sintaksis.

Area Broca (ditemukan di gyrus frontal inferior kiri) dan area Wernicke (terletak di gyrus temporal superior posterior kiri) adalah area kortikal yang masing-masing dikhususkan untuk produksi dan pemahaman bahasa manusia.

Proses memahami huruf yang membentuk kata mengaktifkan korteks visual dan menggerakkan kata ke rotasi sudut. Korteks cingulate dorsal anterior dan dorsolateral akan aktif saat kita membaca kemudian akan mulai memperhatikan, merencanakan, mengasosiasikan, dan memantau informasi.

Ketiga, proses emosional dan kognitif. Proses otak yang terjadi di sistem limbik mengaktifkan emosi. Mengaktifkan emosi dari ingatan dan pembelajaran adalah cara efektif untuk menerima informasi baru.

Advertisement

Membaca kata-kata yang bermuatan emosi meningkatkan waktu membaca. Oleh karena itu, cerita emosional akan mengaktifkan jaringan perhatian dan motivasi di otak. Membaca meningkatkan aktivitas di sulkus sentral. 

Sulkus sentral bertanggung jawab atas aktivitas motorik sensorik. Saat membaca, neuron di wilayah ini aktif untuk memberikan sensasi mengalami apa yang dijelaskan dalam buku tersebut.

Literasi, kemampuan membaca dan menulis, memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tingkat melek huruf yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan inovasi dan produktivitas. 

Individu yang melek huruf berkontribusi pada penelitian, kemajuan teknologi, dan solusi kreatif, sehingga mendorong kemajuan ekonomi. Literasi adalah keterampilan dasar yang memungkinkan orang memperoleh pengetahuan tingkat lanjut.

Tenaga kerja yang melek huruf lebih siap melakukan pekerjaan khusus sehingga menghasilkan upah yang lebih tinggi dan prospek kerja yang lebih baik. Melek huruf dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik.

Individu yang terdidik membuat keputusan kesehatan yang tepat sehingga mengarah pada gaya hidup yang lebih sehat dan mengurangi biaya perawatan kesehatan. Literasi menumbuhkan stabilitas sosial.

Warga negara yang berpendidikan cenderung tidak terlibat dalam kegiatan kriminal sehingga berkontribusi terhadap komunitas yang lebih aman. Literasi memberdayakan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan.

Advertisement

Hal ini membuka pintu terhadap pendidikan, pelatihan kejuruan, dan peluang karier yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu negara.

Berinvestasi pada program literasi untuk anak-anak dan orang dewasa merupakan investasi bagi kesejahteraan masa depan suatu bangsa.

Dengan mendorong literasi, kita membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup bagi semua orang.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 19 September 2024. Penulis adalah mahasiswa Program Doktor Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang meneliti tentang memori, anatomi, dan pembelajaran)


Advertisement
Advertisement
Ichwan Prasetyo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif